Pernah punya pengalaman dengan pesan yang cukup random?
Baru saja aku mengalaminya. Jadi, dua minggu terakhir itu masa yang agak krusial soal tugas akhirku. Seingatku sudah ada 3 kali perubahan jadwal seminar, dan, ya, agak membuatku gondok saking sudah semangat menunggu-nunggu. Tapi ada banyak hikmah yang kudapat sepertinya.
Ada beberapa pesan penyemangat, bahkan panggilan telepon yang kuterima beberapa hari ini. Bahkan dari mereka yang jarang kuhubungi, meskipun kerap bertemu di kelas beberapa kali. Doa-doa yang mereka kirimkan benar-benar membangun semangatku lagi. Dari orangtuaku? Wah, jangan tanya, mereka apalagi. Ternyata, aku punya support system yang kokoh, dan somehow gak terduga-duga. Bagaimana bisa aku tidak bersyukur lagii.
Ucapan-ucapan itu mungkin bagi banyak orang sederhana. Ya, mungkin sekedar tanda kepedulian semata. Tapi jangan salah, justru kadang dukungan dan kepedulian ini yang paling diperlukan sekarang, yang kadang malah luput diberikan oleh orang yang paling kamu harapkan. Tak apa. Kamu belajar untuk menurunkan ekspektasimu, bukan karena kamu meremehkan kepedulian orang, hanya saja sebagai penguat diri sendiri. Kalau kita boleh berusaha sekeras kita bisa, tapi tidak semuanya menghasilkan hal-hal setinggi ekspektasi kita. Tetap bersyukur apapun hasilnya, karena belum tentu orang lain mencapai tingkat yang sama dengan yang sudah kita raih, dan bisa jadi mereka irikan.
Hal lain yang jadi penting buatku akhir-akhir ini, selain membangun semangat untukku sendiri, juga belajar lebih banyak mendengarkan. Yang punya pikiran dan perasaan bukan hanya kita saja, which is orang lain juga perlu didengar pikiran dan perasaannya kan? Dan rasanya sangat senang kalau bisa membantu mereka menemukan jalan pikiran yang bisa melegakan sumpek di dada dan otak mereka, walau mungkin dari sekedar mendengarkan saja.
Kurasa seperti sekarang lebih menyenangkan, maksudku berbagi pesan yang positif untuk orang lain. Bukan berarti aku juga benar-benar berhenti mengeluh, hanya saja lebih banyak berbagi positive vibes menjadikanku tersugesti untuk positif juga. Bukan tanda aku tidak peduli atau menutup diri dan masalahku, hanya saja tipeku benar-benar mencoba untuk menyelesaikannya sendiri kalau levelnya belum terlalu berat.
Sok kuat tidak, sih? Haha, aku sudah tidak peduli kata-kata orang yang begitu. Yang menjalani hidupku kan aku, jadi tidak salah dong menguatkan diri sendiri?
Terima kasih teruntuk kamu, yang sudah menyempatkan waktunya untuk mengirim kalimat-kalimat dukungan dan doa, untukku, yang mungkin lebih banyak pelupanya untuk sekedar say hi di jalan/pesan. Akan kupastikan besok-besok tidak kuulangi sebisaku, dan giliranku balik menyapa kalian duluan. Salam sayang terhangat,
Ar
Daily Journal of Brightness 